Jumat, 09 Juli 2010

DUA MENARA


Dua menara dihadapkan kepada ku.... ku pandangi dengan seksama....

Aku terbiasa akan masa lalu. Aku hanya takut pada kenyataan, tepatnya aku takut pada masa depan.
Kini semua terasa sangat membingungkan, karena pedoman hati telah luluh terurai bercampur air mata. Ketika mata ini berontak untuk terpejam aku mulai berlari kebawah alam sadar ku. Aku berangan- angan akan masa depan. Aku yakin Tuhan menunjukkan arti pada sebuah ciptaanNya. Walau hina seperti diriku.

Menara-menara itu perlahan mulai ku dekati....

"Ku sentuh menara disebelah kiriku....
Aku tersenyum dan mulai melantunkan sebuah sajak :
Tuhan telah mempertemukan ku dengan kesejukan ini,,
dengan kenyamanan disamping menara tua yang tampak megah ini
Aku bahagia dapat menyentuhmu....aku ingin terus begini.."

Lama aku terbuai dengan kedamaian ini, lalu aku tersontak dengan dentuman keras disamping ku, aku tertarik tawa keangkuhan itu,, aku berteriak tak ingin pergi. tapi mereka perusak hidupku berkata " kau tak punya kelebihan apa-apa, maka menjauhlah dari menara ini."
Aku menangis dan mulai terjatuh...
Mengapa aku tak berdaya, mengapa aku lemah?
Apa benar aku sehina yang mereka katakan?

Aku berjalan menuju menara di sebelah kananku. Aku berkaca disalah satu sudutnya, sekali lagi lubuk hatiku bertanya, benarkah apa yang mereka cemoohkan padaku?.
Sedikit demi sedikit aku mulai menyentuh menara ini, berharap aku dapat mendapatkannya, menara itu memberikan ku sebuah senyuman yang berarti.
Menara ini menerimaku,, aku merasa sangat bahagia, namun lagi-lagi aku terkejut, akan pernyataannya, dia hanya dapat memberikanku setengah harapannya. Artinya, dia bukan hanya milikku. Aku tercengang tidak dapat menerima. Tapi aku sudah lelah berlari. Aku pastikan dan aku yakinkan. Aku menerima setengah harapan itu, Aku tak bisa berbuat banyak dengan keadaan ku yang sekarat ini.

Aku tau suatu saat setengah harapan ini akan menjadi suatu yang utuh, yang hanya aku yang dapat mengendalikannya. Suatu hari aku akan kuat, aku akan tunjukan pada mereka yang menjatuhkanku. Aku tidak bodoh seperti yang mereka bicarakan. Aku adalah seorang wanita yang menjadikan tameng atas kekejian mereka. Akan ada malaikat yang menyentuhku, dan membawaku keluar dari semua angan-angan ini.

1 komentar: